Manajemen jejaring dalam konteks pelayanan kesehatan adalah upaya membangun, mengelola, dan memperkuat hubungan kerja sama antara fasilitas pelayanan kesehatan dengan berbagai pihak terkait. Jejaring ini meliputi koordinasi dengan rumah sakit rujukan, laboratorium, apotek, klinik swasta, hingga organisasi masyarakat. Tujuannya adalah menciptakan kesinambungan layanan sehingga pasien dapat memperoleh pelayanan komprehensif, mulai dari tingkat primer hingga lanjutan, tanpa hambatan administratif maupun teknis.

Jejaring juga mencakup hubungan lintas sektor, misalnya dengan dinas pendidikan, dinas sosial, maupun organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan. Kolaborasi ini penting untuk mendukung program promotif dan preventif, seperti imunisasi, program gizi, atau pengendalian penyakit menular. Dengan adanya jejaring lintas sektor, beban kerja fasilitas kesehatan dapat lebih ringan, sementara cakupan pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih luas dan efektif.

Selain itu, keberhasilan manajemen jejaring bergantung pada komunikasi, sistem rujukan yang jelas, serta pemanfaatan teknologi informasi. Misalnya, penggunaan aplikasi rujukan online dapat mempercepat koordinasi antar fasilitas kesehatan dan meminimalisasi kesalahan informasi. Evaluasi rutin terhadap efektivitas jejaring juga perlu dilakukan agar kerja sama yang dibangun tetap relevan dan sesuai kebutuhan. Dengan jejaring yang kuat, pelayanan kesehatan dapat berlangsung lebih terintegrasi, efisien, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.